PUSTAPAKO UNS Mengadakan Program Inisiasi Wirausaha Anak di Panti Asuhan Aisyiah Karanganyar

Kesadaran akan kemandiri finasial sejak dini merupakan hal penting untuk diajarkan agar saat dewasa mereka lebih siap menghadapi realitas dunia. Hal ini juga berlaku untuk anak-anak yang berada di panti asuhan karena minimnya akses mereka pada pengajaran yang maksimal sejak dini. Hal ini menjadi latar belakang yang mendasari kegiatan pengabdian ini dilakukan di sebuah Panti Asuhan. Lokasi pengabdian tepatnya di Jl. Lawu 190, Tegalsari RT 04/VIII Bejen Karanganyar Kabupaten Karanganyar.

Solusi yang di rancang untuk mendorong mental mandiri yaitu dengan memberikan penguatan mental wirausaha, mengajarkan ketrampilan tambahan dan pemberian bantuan berupa mesin jahit dan alat jahit pembantu.  Ketiga rumusan solusi tersebut disingkat menjadi “Kidspreneur” dan untuk ketrampilan tambahan yang diberikan yakni Teknik menjahit quilting karena dirasa cukup mudah bagi anak-anak tapi tetap bernilai jual.  Ketiga kegiatan telah dilakukan di pendopo Panti Asuhan Aisyiah Karanganyar pada Hari Minggu, 17 April 2022. Sebanyak 40 anak berusia antara 8 sampai dengan 15 tahun mengikuti pelatihan yang diselenggarakan oleh tim pengabdian.

Pengabdian di awali dengan sambutan dari pimpinan Panti Asuhan Aisyiah dan serah terima vandel kerja sama.

Selanjutnya, perwakilan dari tim yang dipimpin oleh Bp Khresna Bayu Sangka S.E., M.M.,Ph.D.,CMILT memberikan motivasi kewirausahaan kepada anak-anak panti Asuhan Aisyiah. Motivasi yang disampaikan seputar masalah pentingnya kesadaran finansial dimulai sejak dini. Juga terkait definisi berwirausaha dan bagaimana seorang anak bisa memulai berwirausaha. Kegigihan mental wirausaha dan sifat pantang menyerah serta mau mencoba segala hal juga dipaparkan dengan baik oleh pemateri. Pemateri juga secara aktif memberikan pertanyaan dan meinta feedback dari peserta pelatihan untuk memastikan tujuan utama pemaparan materi tersampaikan.

Pengabdian dilanjutkan dengan memberikan pelatihan pembuatan prakarya berupa sajadah handmade yang dijahit dengan Teknik Quilting. Pelatihan diberikan oleh Ibu Apika Nurani Sulistyati, S.Sn., M.Sn, dosen Program Studi Seni Kriya FSRD Universitas Sebelas Maret. Pelatihan diawali dengan pemberian materi dan dilanjutkan dengan praktik menjahit. Tim membagi anak-anak kedalam kelompok-kelompok kecil beranggotan 5 orang atau lebih sedikit.

Setiap kelompok kecil diberikan modal berupa kain sajadah yang telah dipersiapkan oleh tim pengabdi, benang warna, jarum, gunting dan kain perca. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan gambaran nyata dari teknik hasil mendengarkan pemaparan dari Ibu Apika. Selama praktik, tim memberikan pendampingan dengan cara satu atau dua orang mendampingi setiap kelompok kecil yang telah dibentuk. Pendampingan dan bantuan diberikan jika ada yang ingin bertanya dan memerlukan bantuan lebih terutama anak-anak yang belum memiliki kemampuan menjahit sebelumnya. Beberapa pendamping tersebut diantaranya adalah An Nurrahmawati, S.E., M.Sc., Dian Perwitasari, S.Ak., M.Si, Estetika Mutiaranisa Kurniawati, S.E., M.Acc., Saktiana Rizki Endiramurti, S.E., M.Ak., Nur Chayati, S.E., M.Sc., dan Bagas Narendra Parahita, S.Pd., M.Si.   

            Kegiatan ketiga dalam rumusan solusi “Kidspreneur” adalah pemberian bantuan. Bantuan berupa mesin jahit portable, alat-alat jahit serta bantuan modal menjahit dengan teknik Quilting diberikan kepada pihak mitra. Hal ini dalam rangka menjaga keberlanjutan pengabdian agar skill menjahit anak-anak tetap terasah meskipun tim sudah tidak dapat mendampingi secara langsung.

Kegiatan diakhiri dengan pemberian apresiasi kepada karya-karya yang dinilai paling baik dan foto bersama.

PUSTAPAKO UNS Mengadakan Workshop Insersi Pendidikan Antikorupsi Bersama MGMP Sosiologi Kota Surakarta

Pembelajaran Jarak Jauh telah berlangsung setahun lebih perlu disikapi dengan memastikan pendidikan dapat menjadi pusat pembentuk agen perubahan yang unggul pada masa mendatang. Selain aspek kognitif, guru juga harus mengarahkan agar pembelajaran yang diberikan ke siswa dapat memberikan manfaat serta dampak positif pada keterampilan serta sikap siswa selama belajar daring. Terkait hal itu, Pusat Studi Transparansi Publik dan Antikorupsi (PUSTAPAKO) Universitas Sebelas Maret mengadakan Workshop pengabdian masyarakat yang berlangsung secara daring Selasa (22/6) demi mencegah risiko kesehatan ditengah peningkatan kasus covid-19 saat ini. 

Kepala PUSTAPAKO Khresna Bayu Sangka, SE, MM, Ph.D. menyampaikan Kegiatan diadakan dengan tujuan memberikan pelatihan kepada guru sosiologi di Kota Surakarta agar dapat mengenal praktik insersi pendidikan antikorupsi pada mata pelajaran yang diampu dalam hal ini Sosiologi. Beberapa anggota PUSTAPAKO turut andil dalam pemaparan materi yaitu Kepala PUSTAPAKO Khresna Bayu Sangka, SE, MM, Ph.D., Lies Nurhaini, S.Pd.,M.Si, Bagas Narendra Parahita, S.Pd. M.Si., Okta Hadi Nurcahyono, S.Pd., M.Si.,MA., dan  Harwan Dharma Aji Manggala, S.Pd.

Proses insersi dapat dilakukan melalui eksplorasi, analisis, serta penyusunan video pembelajaran antikorupsi. Pustapako Bersama MGMP Sosiologi Kota Surakarta pada kegiatan ini membentuk tim untuk menyelesaikan project pembuatan video antikorupsi yang nantinya dapat dimanfaatkan Guru Sosiologi di Kota Surakarta dalam praktik pembelajaran sebagai optimalisasi TPACK (Technological, Pedagogical, Content Knowledge).

Dalam sambutannya Kepala PUSTAPAKO dalam menjadi pendidik harus beradaptasi dengan keadaan yang ada. Misalnya seperti teknologi, pendidikan harus berjalan beriringan dengan teknologi agar semakin berkembang. Khresna Bayu Sangka, SE, MM, Ph.D juga menjelaskan terkait dengan pendidikan anti korupsi. Dalam pendidikan dapat disematkan Sembilan nilai-nilai anti korupsi.

Ketua MGMP Sosiologi Kota Surakarta Bapak Bahrudin menanggapi kegiatan ini “Alhamdulillah kegiatan workshop bisa berjalan dengan baik, meskipun kita laksanakan secara daring full, banyak hal positif yang bisa kami dapatkan dari kegiatan ini yang pertama Terkait pengembangan  media pembelajaran yg berfariasi semakin menambah wawasan kami dalam mengajar,  yang kedua kegiatan ini semakin memotifasi kami terkait Mencetak karakter peserta didik yang berkualitas dan berkepribadian unggul, serta mampu menghilangkan budaya korupsi dari lingkungan masyarakat malalui mata pelajaran sosiologi, kami berharap kegiatan ini bisa berlanjut sehingga mampu menghasilakkan media media pembelajaran atau buku ajar yang berkualitas sehingaa kita bersama bisa memberantas korupsi dari bumi Indonesia.”

Pada Diskusi Guru mengungkapkan bahwa pentingnya nilai-nilai anti korupsi perlu di inersi-kan kedalam mata pelajaran sosiologi. Karena pada dasarnya pelajaran sosiologi mempunyai cakupan yang luas. Tidak hanya berurusan dengan pendidikan, namun dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian diharapkan siswa dapat terinternalisasi nilai-nilai anti korupsi sehingga menjadi pribadi yang baik bagi masyarakat sekitar. Namun hal ini perlu didukung dengan metode dalam mengemas pembelajaran sosiologi menjadi lebih menarik. Menggunakan teknologi khususnya media sosial sebagai media pembelajaran tentu menjadi alternatif baru bagi guru. Dilihat bahwa media sosial sangat dekat dengan peserta didik. Diasumsikan dengan melakukan pendekatan video pembelajaran interaktif melalui media masa, peserta didik mampu menyerap materi ajar dengan lebih efektif karena dikemas dengan gaya yang ringan dan menarik.

Akhir acara beberapa guru menyampaikan bahwa dengan diadakannya acara ini mampu memberi insight baru terhadap metode pembelajaran di abad 21 dengan menggunakan teknologi sebagai medianya. Nilai-niali anti korupsi juga perlu disematkan dalam mata pelajaran sosiologi karena keduanya saling relevan dan bisa saling mendukung dalam hal materi pembelajaran. Diharap pula, kerja sama terkait bidang pendidikan terus terjalin antara MGMP Sosiologi Kota Surakarta dengan Universitas Sebelas Maret khususnya Pusat Studi Transparansi Publik dan Anti Korupsi (PUSTAPAKO).  Kerjasama antara Pustapako UNS dan MGMP Sosiologi Kota Surakarta dapat memberikan dampak positif terhadap penguatan pendidikan anti korupsi pada siswa setingkat MA/SMA.